Supreme In Action
Today In Music
Movie Jungle
Believe It Or Not
True Fiction
The Radio

Middle Earth, Sunday, June 13, 2004
 
The Day After Tommorow

"Climate change is already happening now, not the day after tomorrow, We're hoping more people will become more aware of this problem [as a result of the movie] and start thinking about what we can do to address it."

Kira-kira itulah pesan yang ingin disampaikan Roland Emmerich melalui filmnya The Day After Tommorow.
The Day After Tommorow digambarkan dengan turunnya salju di India, which is sangat langka terjadi disana, angin tornado menyapu Hollywood, hujan es sebesar buah anggur melanda Tokyo, Manhattan pun terkubur salju ratusan kaki. Tapi ini hanya terjadi di film, so what's going on?

Gue engga akan cerita soal film ini, karena udah banyak yang nonton. Disini gue pengen sedikit berbagi pandangan beberapa orang mengenai alam kita ini. Kalau Emmerich menggambarkan fenomena alam ini lewat film, para ilmuwan juga akan membeberkan fenomena tersebut hasil penelitian mereka. The Day After TommorowPara ilmuwan di Norwegia menyatakan bahwa pemanasan global terjadi di Arctic dengan kecepatan dua kali lipat dan akan mengakibatkan bencana alam yang dahsyat. Akibatnya sangat mengganggu kestabilan permafrost dan mengancam pipa minyak yang melintasi Alaska. Hewan dan tumbuhan disanapun terancam terganggu.

Keuntungan yang didapat manusia mungkin cuman terbukanya jalan singkat dari Pasifik ke Atlantik yang selama ini tertutup bongkahan es dan Russia mungkin akan dengan mudah mendapatkan minyak dan gas alam karena lapisan es mulai menyusut.

Benua Arctic yang paling bereaksi terhadap pemanasan global ini, yang penyebab utamanya adalah emisi gas CO2 dari bahan bakar kendaraan dan pabrik, sebagian disebabkan oleh pencemaran air yang kemudian meredam panas lebih cepat daripada white ice atau salju.

Kalau anda pengen tau nasib planet kita ini gimana dimasa mendatang, lihat saja Arctic 5 sampai 10 tahun ke depan. Beberapa bagian Alaska telah memanas 10 kali lebih panas dibandingkan suhu rata-rata. Suhu Arctic mendatang akan naik dua kali lipat berkisar antara 1,4 - 5,8 C (3-11 F). Perubahan iklim secara global ini bisa berakibat sangat menakutkan, banjir yang mengerikan, kemarau panjang, naiknya permukaan laut yang bisa menelan kepulauan yang ada di Pasifik.

Diantara tanda-tanda perubahan di wilayah Nordic, adalah pohon birch mulai menggantikan fungsi padang lumut yang biasa dikonsumsi oleh rusa kutub. Rusa kutub mulai pindah ke utara beserta elk dan rusa merah.

Rute laut antara Pasifik dan Atlantik yang melalui Arctic bisa jadi terbuka lebih cepat dari perkiraan para peneliti, yang berarti menghemat waktu perjalanan daripada melalui Terusan Suez atau Terusan Panama. Sebagai patokan, bisa jadi pada tahun 2050 nanti rute Laut Utara akan dibuka selama 100 hari dalam setahun, untuk sekarang ini hanya dibuka 20 hari per tahun.

Menurut para ilmuwan, fenomena ini bisa dihentikan dengan usaha keras semua umat manusia di dunia, itupun kalau mereka menyadari apa yang sedang terjadi di Arctic.

The day after tomorrow never comes, cause when tomorrow gets here, it is today.
 

Archives

 June 2004